Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Unair: Prahara Di Tengah Excellence With Morality atau Capitality?

 


“Maghrib mengambang lirih dan terabaikan/Tuhan kalah di riuh jalan/Orkes jahanam mesin dan umpatan/Malam jatuh di Surabaya. Cuplikan lirik lagu Malam Jatuh di Surabaya dari grup musik folk Kota Pahlawan ‘Silampukau’ mampu membangkitkan berjuta memorabilia/kenangan ihwal Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Membuat jari jemari lincah menekan tuts keyboard untuk membuat tulisan ini, dalam rangka mengikuti Airlangga Blog Post Competition (ABC) 2021.  

 

Lagu-lagu dari Silampukau, akhir-akhir ini sering saya dengar melalui kanal YouTube. Dikenalkan oleh founder Jurnaba, Ahmad Wahyu Rizkiawan pada acara rutinan di Maktabah Rizkiawaniyah. Rutinan pada malam Jum’at itu amat sangat syahdu, hanya tiga orang saja, saya, Rian El Pistolero, dan Ahmad Wahyu Rizkiawan. Membahas ihwal Islam dan Eropa, di akhir-akhir rutinan, memorabilia tentang Surabaya, dibangkitkan lagi oleh founder Jurnaba cum pembina Madrasah Alternatif Guratjaga itu.


Lirik lagu Silampukau yang dibuat oleh alumnus Sastra Indonesia Unair 2009 ‘Kharis Junandharu’ dan kawan duetnya ‘Eki Tresnowening’, bak angin segar, untuk mengarungi bulan kepahlawanan yang mengalami pergeseran makna ini. Dimana bulan kepahlawanan seyogianya menjadi bulan kerakyatan bukan menjadi bulan kemiliteran. Dan di bulan November, merupakan bulan Dies Natalis Unair.


Dikutip dari kanal Universitas Airlangga (www.unair.ac.id) menjelang Dies Natalis Unair yang ke-67, berbagai penghargaan akhir-akhir ini diterima oleh Unair. Perguruan Tinggi yang pertama kali dipimpin oleh orang dari Bojonegoro ‘Abdul Gaffar Pringgodigdo’ itu, meraih anugerah keterbukaan informasi publik (nomor 1 kategori PTN), peringkat empat di PIMNAS ke-34 yang dihelat di Sumatera Utara, dan Unair berhasil menduduki posisi 1301-1400 sebagai kampus terbaik dunia dan peringkat ke-empat se-Indonesia (berdasar pemeringkatan Moscow International University Ranking).


Tahun 2017, merupakan tahun bermakna yang penuh akan ibrah. Hijrah dari kabupaten yang konon  sebagai lumbung pangan dan energi ‘Bojonegoro’ ke Kota Pahlawan ‘Surabaya’ untuk ngangsu kaweruh (belajar) di kampus yang melahirkan tokoh-tokoh terpelajar cum terlibat dalam pergerakan nasional maupun internasional. Seperti Tio Oen Bik yang terlibat dalam Perang Sipil Spanyol (1936-1939) dan memiliki peran penting dalam pergerakan kaum Tionghoa di Indonesia, alumnus NIAS (Nederland Indische Artsen School) yang sekarang menjadi bagian dari Unair. Di usia menjelang 67 tahun, sudah banyak alumni Unair yang berusaha mewujudkan Indonesia yang adil dan beradab.


Universitas Airlangga (Unair) merupakan kampus dambaan beberapa anak Indonesia, menurut beberapa orang (mayoritas) menyebut Unair yang notabene world class university sebagai salah satu di antara beberapa universitas terbaik di Indonesia dan berproses menuju universitas terbaik di dunia. Akan tetapi, ada prahara kalau Unair itu Excellence with Morality atau Capitality?